Dampak Pengendalian BBM Bersubsidi Sulit Dihitung
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Statistik Harga Badan
Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo menegaskan, penghitungan dampak
pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kepada mobil
pribadi terhadap angka inflasi merupakan suatu hal yang sulit. Salah
satu yang membuat sulit adalah karena rencana pembatasan belum jelas
seperti apa penerapannya.
"Ya sekarang kalau dibatasi tergantung bagaimana dibatasinya. Kalau
yang biasa beli premium Rp 4.500 dia harus beli pertamax Rp 10.200
berarti untuk dia, dia mengalami kenaikan untuk itu. Sedangkan yang
tidak membeli dia tidak mengalami kenaikan untuk itu," sebut Sasmito
kepada
Kompas.com, di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/5/2012).
BPS sendiri, kata dia, telah diminta Pemerintah untuk melakukan
perhitungan dampak pengendalian BBM bersubsidi terhadap angka inflasi.
Untuk itu, lembaga ini harus menghitung berapa banyak kendaraan yang
kapasitas mesinnya di atas 1.500 cc bila pengendalian berdasarkan
ukuran itu jadi dilakukan. "Jadi nanti kita hitung berapa mereka
yang harus pindah. Jadi mungkin yang cc-nya di atas 1.500 cc sama mobil
dinas pemerintah itu yg kita hitung. Tapi sebagian besar mobil
pemerintah kan sudah banyak pakai pertamax," sambung dia.
Ia belum bisa menyebutkan berapa jumlah mobil pribadi yang bakal
kena rencana pengendalian. Tapi secara nasional, jumlah mobil yang ada
di bawah dan di atas 1.500 cc perbandingannya sekitar 50:50. Di mana
total mobil di Indonesia sekarang ini mencapai 10-11 juta mobil. "Itu
yang kena kepada yang separuh dari yang itu. Tapi dari yang separuh kan
sebagian sudah pakai pertamax," tambah Sasmito.
Belum lagi, BPS harus menaksir berapa masyarakat yang patuh dan
tidak patuh terhadap kebijakan tersebut. Itu, menurutnya, adalah hal
yang sulit. Karena masih menghitung, BPS pun belum bisa mengeluarkan
angka tambahan inflasi secara pasti. "Ya pasti lebih kecil karena
kalau kenaikan BBM kan semua kena. Tapi ini ada yang kena ada yang
tidak. Asumsi inflasi yang sekarang 6,8 persen itu ada kenaikan harga
BBM. Tanpa kenaikan harga BBM bisa 5 persen, bisa lebih kecil," pungkas
dia.